Pentingnya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
Traveloffline.us - Pentingnya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak. demi terjalinnya satu hubungan yang harmonis antara keduanya sehingga akan tercapai satu goal yang memang diharapkan yaitu saling terbuka dan saling mengerti satu sama lain.
Apalagi di era yang sudah berbasis serba digital ini, sudah seharusnya hubungan antara anak dan orangtua lebih dekat agar tercipta habit komunikasi yang positif.
Mengobrol adalah kegiatan komunikasi yang paling sederhana untuk orangtua lakukan tanpa harus repot-repot mempersiapkan media terlebih dahulu. dan tugas orangtua hanya cukup meluangkan satu waktu untuk berkomunikasi dengan cara mengobrol rutin bareng si kecil. dan komunikasi antara orangtua dan anak merupakan salah satu faktor penting orangtua untuk mengetahui dan mengenal karakter sang anak dalam proses pengembangan pendidikan anak di masa Golden Age sang anak.
Orangtua merupakan orang pertama yang berinteraksi dengan anak. Jadikanlah anak-anak kita sebagai seorang teman mengobrol yang paling menyenangkan setiap harinya, sehingga ia akan mampu mengembangkan kemampuan dirinya dalam berkomunikasi.
Mengobrol tidak harus direncanakan terlebih dahulu, karena apa saja bisa menjadi bahan obrolan selama disampaikan dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami sang anak.
Pentingnya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak!
Sering-seringlah mengobrol dengan anak sejenak, meskipun tidak berjam-jam. Jadikanlah mengobrol sebagai kegiatan rutin bersama si kecil, buatlah anak merasa bahwa orang tuanya selalu menyayanginya dan mempunyai waktu bersamanya.
Mengapa Komunikasi Itu Penting?
Karena pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak yang dilakukan secara intens dapat mendatangkan satu manfaat yang luar biasa untuk tumbuh kembang si kecil. Manfaatnya tidak hanya dalam hal penambahan kosa kata saja, akan tetapi membantu dalam pembentukan kepribadian yang positif pada diri si kecil.
Problematika yang ditemukan sering sekali mendapati anak-anak yang cenderung diam, karena sulitnya berkomunikasi. Dengan adanya kegiatan mengobrol, membantu anak untuk menjadi lebih berani menyampaikan gagasannya. Berikut ditemukan beberapa manfaat mengobrol dengan anak antara lain:
Memperkaya Wawasan Anak
Mengobrol dapat memperkaya wawasan anak. Bahaslah sebuah obrolan dengan tema yang menyenangkan atau peristiwa yang sedang berkembang saat ini. Misalnya membahas tentang virus yaitu Covid-19 yang sedang melanda dunia, salah satunya adalah negara Indonesia.
Orangtua bisa memberikan edukasi pada sang anak tentang bagaimana cara mencegah virus tersebut agar tidak mudah tertular. Berikan penjelasan pada anak seperti apa gambaran virus tersebut dengan menunjukkan video-video edukasi yang membahas tentang covid-19.
Selanjutnya ceritakan sebab-akibat yang ditimbulkan dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya virus tersebut. Misalnya dengan mengajak anak untuk selalu menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan apabila bersentuhan dengan orang lain atau benda, memakai masker apabila berpergian, menjaga jarak dengan cara menghindari orang-orang yang sedang berkumpul.
Dengan demikian, anak lebih berhati-hati dan menjadi tahu bagaimana seharusnya melindungi diri dari virus tersebut. Selain itu, orangtua juga bisa mengajak sang anak berkunjung ke suatu tempat seperti kebun binatang.
Ada banyak sekali pengetahuan yang bisa dibagikan dengan anak saat berkunjung ke kebun binatang. Kenalkan pada anak berbagai jenis binatang yang terlihat sembari mengajak anak mengobrol tentang apa saja makanan dan bagaimana cara merawat binatang tersebut.
Anak akan Merasa Dihargai
Mengajak anak mengobrol seringkali membuat mereka merasa bahwa orangtua selalu ada bersamanya. Saat mengobrol dengan anak, orangtua perlu menjadi teladan yang baik sehingga anak dapat meniru kebiasaan baik tersebut.
Temani dan fokuslah ketika mengobrol dengan anak tanpa memegang gadget atau mengerjakan pekerjaan yang lain seperti pekerjaan rumah dan kantor. Jadilah pendengar yang baik dan tatap wajahnya saat ia berbicara, sehingga ia merasa dihargai karena telah diperhatikan oleh orangtuanya.
Apabila orangtua memperlakukan anak dengan cara yang demikian ketika mengobrol, maka ia akan berlaku demikian pula ketika mengobrol dengan orang lain.
Munculnya Rasa “Respect Each Other”
Mengobrol mampu menjadikan anak yang perduli dengan orang lain dan lingkungannya. Anak akan mudah peka dengan hal-hal yang sedang dirasakan orang lain.
Misalnya, diskusikan pada anak tentang makna “budaya antri” ketika berada di tempat umum, “tolong-menolong” antar sesama, “meminta maaf” apabila melakukan kesalahan, “berterimakasih” saat diberi bantuan oleh orang lain, dan sebagainya.
Coba renungkan apabila sang anak tidak terbiasa mengobrol dengan orangtuanya, maka ia akan kesulitan ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan terkesan tidak perduli.
Tumbuhnya Rasa Percaya Diri Anak
Mengobrol merupakan satu cara yang relevan menumbuhkan rasa percaya diri pada sang anak. Anak yang sering diajak mengobrol akan lebih berani menyampaikan hal-hal yang sedang ia rasakan seperti perasaan senang, sedih, marah, kecewa, dan lain-lain.
Hal ini penting sekali untuk orangtua ketahui dan pahami, karena akan berdampak pada perilaku yang ditunjukkan oleh sang anak.
Selain itu, anak menjadi lebih berani untuk beropini dengan lawan bicaranya dan bahkan menuangkan ide-ide kreatifnya tanpa ada rasa takut atau malu.
Membangun Satu Kedekatan Emosional
Kegiatan mengobrol secara rutin dapat membangun satu kedekatan antara anak dengan orangtua. Rencanakan dan lakukan sebuah kegiatan menyenangkan setiap hari yang memicu obrolan panjang bersama sang anak.
Selanjutnya, berikan kesempatan pada anak untuk mengomentari kegiatan yang telah dilakukan bersama. Tanya dan mintalah sang anak menceritakan hal apa yang paling berkesan saat berkegiatan tadi.
Hal ini penting dilakukan untuk melatih anak dalam mengungkapkan hal-hal yang ia rasakan. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi individu yang ekstrovert (terbuka), ketika ia bisa mengobrol nyaman dengan orangtuanya.
Anak Menjadi Seorang Pendengar yang Baik
Sebelum meminta anak menjadi seorang pendengar yang baik, ada baiknya orangtua menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Misalnya, ketika anak sedang merasakan sebuah emosi “sedih” setelah selesai bermain dengan temannya.
Ada sebagian anak yang memilih untuk bercerita langsung dengan orangtuanya, sedangkan sebagian lagi akan memilih untuk diam. Hal utama yang harus orangtua lakukan adalah menggali lebih jauh perasaan anak terlebih dahulu, apakah ia ingin bercerita sekarang atau nanti.
Saat anak sudah siap untuk bercerita, dengarkan cerita sang anak sampai ia selesai menceritakannya. Selanjutnya, berikan respon positif dan solusi yang solutif atas cerita tersebut tanpa menghakimi sang anak.
Dengan demikian, anak akan mengerti bahwa ada saatnya ia diberi kesempatan untuk berbicara dan ada saatnya pula ia mendengarkan orang lain berbicara.
Anak akan Mudah Bersepakat
Sering-seringlah mengobrol dengan anak, hingga anak akan mudah diajak untuk bersepakat dengan kita. Caranya adalah dengan memberikan dua pilihan dengan anak dan ajaklah ia untuk bernegosiasi.
Misalnya, ketika tiba waktunya untuk makan siang dan sang anak menolak untuk makan siang pada pukul tersebut (misalnya pukul 12.30 WIB). Ketika anak menunjukkan perilaku tersebut, hal yang perlu orangtua lakukan adalah dengan mengajak anak mengobrol untuk mengetahui apa yang menyebabkan ia menolak untuk makan siang bersama.
Selanjutnya, beri pemahaman kepada anak bahwa terlambat makan akan membuat perut menjadi sakit dan tawarkanlah pilihan pada sang anak ia akan makan pada pukul 12.45 WIB atau 13.00 WIB. Pada dasarnya, pilihan tersebut bisa mengajarkan anak-anak kita untuk bersepakat dengan cara yang lebih demokratis dan menyenangkan.